Friday 14 October 2011

Taubat Hamba


Taubat Yang paling utama dalam bertaubat adalah
1. menyesali perbuatan,
2. memohon ampun kepada Allah dan
3. bertekad kuat tidak mengulanginya.

Penyesalan yang dilakukan hendaknya didasari oleh perenungan yang mendalam dan membekas di dalam hati. Bukan sekadar keinginan sesaat yang kemudian sirna dan lenyap.

Namun untuk kelengkapan taubat itu, ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan agar menjadi taubat yang sebenar-benarnya.

a. Keluar/Pindah Lingkungan Pergaulan Agar taubat itu jangan sampai terulang lagi dengan cara pindah dari suasana dan lingkungan yang selama ini memberikan peluang melakukan itu. Orang yang taubat harus hidup di tengah orang-orang sholeh dan selalu menjaga hukum Allah. Bukan lingkungan yang mendiamkan apabila ada kemungkaran dan kebatilan. Sehingga apapun yang dia lakukan, selalu ada orang-orang yang dengan ikhlas mengingatkan.

b. Hilangkan Semua Memori Dan Kenangan Selain itu tentu saja orang yang taubat harus menghilangkan semua kenangan masa lalunya. Jangan diceritakan kepada sesiapapun juga. Allah yang telah menutupi aib itu semuga juga menutupi dosa-dosa sebelumnya. Dan mulai kehidupan baru yang lebih baik dan lebih islami.

c. Kembalikan Hak Milik Orang lain Dan Meminta Maaf Khusus untuk dosa yang terkait dengan hak milik orang lain seperti dosa mencuri atau menipu dan merugikan orang lain, maka perlu permintaan maaf kepada mereka yang telah dizalimi itu. Hal ini mengingat bahawa hak orang lain yang telah diambil secara zalim itu masih tetap akan dituntut oleh pemiliknya kelak di akhirat. Bahkan seorang yang mati syahid sekalipun, tetap akan diminta pertanggung jawab urusan hutangnya yang belum selesai. Padahal orang yang mati syahid itu masuk syurga tanpa dihisab lagi amal-amalnya.

d. Memperbanyak Perbuatan Baik Yang Lebih Besar Pahalanya Selain itu untuk `menebus’ dosa sebelumnya, sangat dianjurkan untuk menghapus perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik yang lebih besar pahalanya. Kerana Allah berfirman : ”Sesungguhnya amal baik itu menghapus amal yang buruk”.

Misalnya dengan menyumbangkan harta yang besar untuk fakir miskin, atau membangun masjid, atau membangun madrasah dan lembaga pendidikan atau mewakafkan perusahaan yang produktif agar penghasilannya dapat digunakan untuk kepentingan umat Islam.

No comments:

Post a Comment